Masa Kecil Rasulullah ﷺ: Dalam Asuhan Halimah As-Sa’diyah

Pendahuluan

Masa kecil Rasulullah ﷺ penuh dengan hikmah dan tanda-tanda kenabian. Salah satu fase penting dalam kehidupannya adalah ketika beliau diasuh oleh Halimah As-Sa’diyah رضي الله عنها, seorang wanita dari Bani Sa’d yang dikenal dengan kesalehan, kelembutan, dan keberkahan hidupnya. Dalam pengasuhannya, Rasulullah ﷺ tumbuh dengan fisik yang kuat, akhlak yang mulia, dan penuh keberkahan yang juga dirasakan oleh keluarga Halimah.

Tradisi Menyusui di Jazirah Arab

Masyarakat Arab pada masa itu memiliki kebiasaan menitipkan bayi mereka untuk disusui dan diasuh oleh wanita dari pedalaman. Hal ini dilakukan agar anak tumbuh dalam lingkungan yang lebih sehat, bahasa Arab yang fasih, dan jiwa yang tangguh. Demikianlah Nabi Muhammad ﷺ juga diasuh oleh Halimah As-Sa’diyah رضي الله عنها.

Pertemuan Halimah dengan Bayi Muhammad ﷺ

Ketika Halimah datang ke Makkah bersama rombongannya, ia tidak mendapatkan bayi untuk disusui karena semua keluarga lebih memilih bayi dari orang kaya. Namun, karena tidak ingin kembali tanpa bayi, ia akhirnya mengambil Muhammad ﷺ yang saat itu yatim piatu. Sejak saat itu, berbagai keberkahan mulai tampak pada keluarga Halimah.

Diriwayatkan bahwa keledai yang dinaikinya menjadi kuat setelah membawa bayi Muhammad ﷺ, kambing-kambing mereka menjadi gemuk dan penuh susu, serta kehidupan mereka berubah menjadi lebih baik.

Keberkahan dalam Asuhan Halimah

Rasulullah ﷺ tinggal bersama Halimah hingga usia empat tahun. Dalam masa ini, beliau mendapatkan kasih sayang yang penuh. Keberkahan begitu jelas terlihat sehingga Halimah sendiri berkata bahwa tidak ada bayi yang lebih membawa kebaikan dibanding Muhammad ﷺ.

Allah ﷻ berfirman:

وَوَجَدَكَ يَتِيمًا فَآوَى ﴿٦﴾ وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَى ﴿٧﴾ وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى ﴿٨﴾

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim lalu Dia melindungi(mu)? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.” (QS. Adh-Dhuha: 6–8)

Ayat ini menjadi gambaran bahwa sejak kecil Allah ﷻ telah menjaga Rasulullah ﷺ dalam pengasuhan yang penuh dengan pertolongan dan keberkahan.

Peristiwa Pembelahan Dada

Di masa kecilnya, terjadi peristiwa penting yang dikenal dengan Syaqqush Shadr (pembelahan dada). Malaikat Jibril عليه السلام datang, membelah dada Nabi ﷺ, membersihkan hatinya, dan mengeluarkan bagian hitam darinya. Peristiwa ini membuat Halimah takut, lalu mengembalikan Nabi ﷺ kepada ibunya, Aminah.

Hadits dari Anas bin Malik رضي الله عنه menyebutkan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ أَتَاهُ جِبْرِيلُ وَهُوَ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ، فَأَخَذَهُ فَصَرَعَهُ، فَشَقَّ عَنْ قَلْبِهِ فَاسْتَخْرَجَ الْقَلْبَ، فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ عَلَقَةً فَقَالَ: هَذَا حَظُّ الشَّيْطَانِ مِنْكَ، ثُمَّ غَسَلَهُ فِي طَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ بِمَاءِ زَمْزَمَ، ثُمَّ لَأَمَهُ ثُمَّ أَعَادَهُ فِي مَكَانِهِ، وَجَاءَ الْغِلْمَانُ يَسْعَوْنَ إِلَى أُمِّهِ -يَعْنِي ظِئْرَهُ- فَقَالُوا: إِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ قُتِلَ، فَاسْتَقْبَلُوهُ وَهُوَ مُنْتَقِعُ اللَّوْنِ.

“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ ketika masih kecil sedang bermain dengan anak-anak lain. Tiba-tiba datang Malaikat Jibril lalu membaringkan beliau, membelah dadanya, mengeluarkan hatinya, dan mengambil segumpal darah seraya berkata: ‘Inilah bagian syaitan darimu.’ Kemudian hatinya dicuci dengan air zamzam dalam sebuah bejana dari emas, lalu dikembalikan seperti semula.” (HR. Muslim no. 162)

Hikmah dari Asuhan Halimah

  1. Allah ﷻ menjaga Nabi-Nya sejak kecil melalui keberkahan yang tampak pada keluarga Halimah.

  2. Pembelahan dada adalah tanda kesucian hati Nabi ﷺ, sehingga beliau dipersiapkan untuk membawa risalah besar.

  3. Lingkungan pedalaman menjadikan Nabi ﷺ tumbuh kuat, sehat, dan fasih berbahasa Arab.

Penutup

Masa kecil Rasulullah ﷺ di asuhan Halimah As-Sa’diyah رضي الله عنها penuh dengan keberkahan dan penjagaan ilahi. Peristiwa demi peristiwa menunjukkan bahwa beliau bukanlah anak biasa, melainkan utusan Allah ﷻ yang dipersiapkan untuk membawa cahaya hidayah bagi seluruh alam.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top