Hijrah dari Dosa Menuju Taat

Hijrah yang Lebih Dalam dari Sekadar Perpindahan Tempat

Hijrah dalam Islam bukan hanya berpindah dari satu negeri ke negeri lain, namun yang lebih utama adalah berpindah dari kegelapan maksiat menuju cahaya ketaatan. Inilah hijrah yang berlaku sepanjang masa, yang menjadi indikator keimanan seorang hamba kepada Rabb-nya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى ٱللَّهُ عَنْهُ

“Dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari dari Abdullah bin Amr رضي الله عنهما)

Hadits ini menjelaskan bahwa esensi hijrah yang paling dalam adalah meninggalkan segala bentuk dosa dan kemaksiatan, lalu berpindah kepada ketaatan kepada Allah ﷻ.


Kewajiban Meninggalkan Dosa

Allah ﷻ berfirman:

وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًۭا أَيُّهَا ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung. (An-Nūr: 31)

Perintah ini berlaku umum, tanpa terkecuali. Setiap muslim dituntut untuk melakukan hijrah dari dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil, baik dosa yang tampak maupun yang tersembunyi. Karena semua bentuk dosa adalah penghalang kebaikan dan pintu kebinasaan.


Langkah-langkah Hijrah dari Dosa

1. Mengenali Dosa dan Dampaknya

Banyak orang terjerumus dalam maksiat karena tidak memahami bahwa apa yang mereka lakukan adalah dosa. Oleh karena itu, penting menuntut ilmu agar mengenali batasan syariat. Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata:

“Orang yang paling besar penyesalannya kelak di akhirat adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya namun mengira bahwa dirinya berada di atas petunjuk.”

2. Menyesal dan Segera Bertaubat

Rasa penyesalan adalah ruh dari taubat yang sejati. Nabi ﷺ bersabda:

ٱلنَّدَمُ تَوْبَةٌ

“Penyesalan adalah taubat.” (HR. Ibnu Mājah dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Taubat yang benar harus dilakukan dengan tiga syarat: meninggalkan dosa, menyesal, dan bertekad tidak mengulangi.

3. Mengganti dengan Amal Shalih

Allah ﷻ menjanjikan bahwa dosa-dosa akan dihapus dan bahkan diganti menjadi kebaikan jika taubat itu dilakukan dengan ikhlas.

إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًۭا صَـٰلِحًۭا فَأُو۟لَـٰٓئِكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِهِمْ حَسَنَـٰتٍۢ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًۭا رَّحِيمًۭا

Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Furqān: 70)


Contoh Hijrah dari Para Pendosa yang Bertaubat

1. Kisah Pembunuh 100 Nyawa

Rasulullah ﷺ menceritakan tentang seorang laki-laki yang membunuh 100 orang. Namun ia memiliki niat taubat yang tulus. Saat dalam perjalanan menuju tempat yang baik untuk bertaubat, ia meninggal dunia. Maka Allah ﷻ terima taubatnya dan memasukkannya ke dalam rahmat-Nya.
(HR. Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri رضي الله عنه)

2. Kisah Fudhail bin ‘Iyadh رحمه الله

Sebelum menjadi ulama besar, Fudhail adalah perampok jalanan. Namun karena satu ayat Al-Qur’an yang ia dengar:

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah? (Al-Ḥadīd: 16)

Ia pun menangis dan bertaubat, lalu menjadi ahli ibadah dan ulama yang warak.


Penutup: Mulailah Hijrah dari Sekarang

Hijrah dari dosa menuju taat adalah jalan kemenangan di dunia dan akhirat. Tak ada istilah terlambat bagi yang ingin kembali kepada Allah ﷻ. Selama napas masih berhembus, pintu taubat masih terbuka. Jangan tunda untuk hijrah, karena kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top