Dzikir Penutup Tahun: Bukan Bid’ah, tapi Muhasabah

Memahami Dzikir Akhir Tahun dalam Perspektif Sunnah

Sebagian kaum Muslimin menganggap dzikir akhir tahun sebagai bid’ah. Padahal, jika dilakukan sebagai bentuk muhasabah (evaluasi diri) dan bukan ritual khusus yang disyariatkan secara tetap, maka tidak termasuk bid’ah tercela. Sebab dzikir, doa, dan muhasabah adalah bagian dari ajaran Islam yang sangat dianjurkan kapan pun waktunya, termasuk di akhir tahun hijriyah.

Muhasabah: Inti dari Dzikir Penutup Tahun

Allah ﷻ berfirman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌۭ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۢ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Al-Ḥashr: 18)

Ayat ini menunjukkan pentingnya melakukan introspeksi diri. Maka tidak mengapa jika seorang Muslim di akhir tahun hijriyah merenungkan amal perbuatannya, bertaubat, memperbanyak istighfar, dan berdzikir kepada Allah ﷻ.

Tidak Menjadikan Waktu Tertentu sebagai Ritual Tetap

Yang dilarang dalam agama adalah menetapkan bentuk ibadah tertentu pada waktu tertentu tanpa dalil, lalu menjadikannya sebagai sunnah tetap. Jika dzikir akhir tahun dilakukan tanpa keyakinan adanya keutamaan khusus di akhir tahun dan tanpa bentuk ritual tertentu, maka tidak termasuk bid’ah.

Imam Asy-Syathibi رحمه الله menjelaskan dalam Al-I’tisham bahwa bid’ah adalah:

طَرِيقَةٌ فِي الدِّينِ مُخْتَرَعَةٌ تُضَاهِي الشَّرِيعَةَ يُقْصَدُ بِالسُّلُوكِ عَلَيْهَا الْمُبَالَغَةُ فِي التَّعَبُّدِ لِلَّهِ تَعَالَى

“Suatu cara dalam agama yang diada-adakan, menyerupai syariat, yang dimaksudkan untuk berlebih-lebihan dalam ibadah kepada Allah Ta’ala.”

Maka selama tidak dimaksudkan sebagai syariat baru dan tidak dikaitkan dengan pahala khusus, dzikir penutup tahun hanyalah bentuk dari semangat muhasabah dan taubat.

Dzikir dan Doa Penutup Tahun

Tidak ada doa atau dzikir khusus dari Rasulullah ﷺ untuk akhir tahun, tetapi disyariatkan untuk memperbanyak istighfar dan dzikir secara umum. Di antaranya:

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.” (Al-Baqarah: 286)

أَسْتَغْفِرُ ٱللَّهَ ٱلَّذِي لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

“Aku memohon ampun kepada Allah yang tidak ada sesembahan selain Dia, Yang Maha Hidup dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya.” (HR. Tirmidzi no. 3579 dari Abu Hurairah رضي الله عنه, dinilai sahih oleh Syaikh Al-Albani)

Penutup: Perbanyak Istighfar, Perkuat Niat

Tidak ada yang lebih indah dari mengakhiri tahun dengan taubat dan membuka tahun baru dengan niat tulus untuk memperbaiki diri. Islam tidak melarang hal itu, bahkan menganjurkan muhasabah sepanjang waktu.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top