Pendahuluan
Periode dakwah Rasulullah ﷺ di Makkah merupakan fase awal penyampaian risalah Islam. Seruan utama beliau adalah tauhid, yaitu mengesakan Allah ﷻ dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan. Namun, dakwah tersebut mendapat penentangan keras dari kaum Quraisy yang fanatik terhadap tradisi nenek moyang mereka.
Seruan Tauhid di Tengah Jahiliyah
Rasulullah ﷺ memulai dakwah dengan menyeru orang-orang terdekat, kemudian meluas kepada masyarakat Makkah. Inti dakwah beliau adalah kalimat tauhid “Lā ilāha illallāh”.
Allah ﷻ berfirman:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ • لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ • وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ • وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ • وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ • لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Katakanlah: “Wahai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 1-6)
Ayat ini menegaskan perbedaan prinsipil antara Islam dan kesyirikan.
Bentuk Penentangan Kaum Quraisy
Dakwah Nabi ﷺ tidak disambut baik oleh mayoritas Quraisy. Mereka menuduh beliau sebagai tukang sihir, pendusta, bahkan gila. Mereka menyiksa para pengikutnya, seperti Bilal bin Rabah رضي الله عنه, Ammar bin Yasir رضي الله عنه, dan keluarganya.
Allah ﷻ menggambarkan sikap keras mereka:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
Dan orang-orang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengarkan Al-Qur’an ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya, agar kamu dapat mengalahkan mereka.” (QS. Fussilat: 26)
Keteguhan Rasulullah ﷺ dan Para Sahabat
Meskipun mendapatkan penindasan, Rasulullah ﷺ tetap sabar dan teguh dalam menyampaikan dakwah. Beliau memberikan teladan keberanian dan kesabaran dalam menghadapi ujian.
Dalam hadits sahih disebutkan:
عَنْ خَبَّابِ بْنِ الْأَرَتِّ رضي الله عنه قَالَ: شَكَوْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً لَهُ فِي ظِلِّ الْكَعْبَةِ، فَقُلْنَا: أَلَا تَسْتَنْصِرُ لَنَا؟ أَلَا تَدْعُو اللَّهَ لَنَا؟ فَقَالَ: «قَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ يُؤْخَذُ الرَّجُلُ فَيُحْفَرُ لَهُ فِي الْأَرْضِ، فَيُجْعَلُ فِيهَا، فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُشَقُّ بِاثْنَيْنِ، وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ … وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ»
Dari Khabbab bin Al-Aratt رضي الله عنه berkata: Kami mengadu kepada Rasulullah ﷺ ketika beliau sedang bersandar dengan selendang di bawah naungan Ka’bah. Kami berkata: “Tidakkah engkau memohon pertolongan untuk kami? Tidakkah engkau berdoa untuk kami?” Maka beliau bersabda: “Umat sebelum kalian ada yang digali tanah lalu dimasukkan ke dalamnya, kemudian didatangkan gergaji dan diletakkan di kepalanya hingga terbelah menjadi dua, namun itu tidak menghalanginya dari agamanya … Akan tetapi kalian tergesa-gesa.” (HR. Bukhari no. 3612)
Hikmah Dakwah di Makkah
-
Keteguhan di atas tauhid adalah fondasi utama dakwah Islam.
-
Kesabaran dalam menghadapi ujian merupakan bagian dari jalan dakwah.
-
Hidayah milik Allah ﷻ semata, manusia hanya berkewajiban menyampaikan.
Penutup
Dakwah Rasulullah ﷺ di Makkah mengajarkan kita tentang pentingnya istiqamah dalam menyeru kepada tauhid, meskipun ditentang dan dihina. Beliau ﷺ tetap sabar hingga Allah ﷻ memberikan kemenangan dan pertolongan.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
 |
|
